HIBRIDISASI ORBITAL
Dalam kimia, hibridisasi adalah sebuah konsep bersatunya orbital-orbital
atom membentuk orbital hibrid yang baru yang sesuai dengan penjelasan
kualitatif sifat ikatan atom.Orbital atom adalah sebuah fungsi matematika yang
menggambarkan perilaku sebuah elektron ataupun sepasang elektron bak-gelombang
dalam sebuah atom. Fungsi ini dapat digunakan untuk menghitung probabilitas
penemuan elektron dalam sebuah atom pada daerah spesifik mana pun di sekeliling
inti atom. Konsep orbital-orbital yang terhibridisasi sangatlah berguna dalam
menjelaskan bentuk orbital molekul. Orbital molekul adalah orbital-orbital dari
dua atom yang saling tumpang tindih agar dapat menghasilkan ikatan kovalen.
Dengan demikian jika suatu molekul
mempunyai orbital ikatan maka molekul tersebut mempunyai orbital anti ikatan.
Orbital anti-ikatan biasanya diberi notasi atau tanda asterisk atau bintang (*)
pada setiap orbital yang sesuai. Orbital ikatan α orbital anti-ikatannya adalah
α*, sedangkan orbital ikatan π orbital anti-ikatannya adalah π*.
Transisi elektronik atau perpindahan
elektron dapat terjadi dari orbital ikatan ke orbital anti-ikatan atau dari
orbital non-ikatan (nonbonding orbital) ke orbital anti-ikatan. Terjadinya
transisi elektronik atau promosi elektron dari orbital ikatan ke orbital
antiikatan tidak menyebabkan terjadinya disosiasi atau pemutusan ikatan, karena
transisi elektronik terjadi dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi dari pada
vibrasi inti.
Pada transisi elektronik inti-inti atom
dapat dianggap berada pada posisi yang tepat. Hal ini dikenal dengan prinsip
Franck-Condon. Disamping itu dalam proses transisi ini tidak semua elektron
ikatan terpromosikan ke orbital antiikatan.
Berdasarkan jenis orbital tersebut maka,
jenis-jenis transisi elektronik dibedakan menjadi empat macam, yakni:
1) Transisi σ → σ*
2) Transisi π → π*
3) Transisi n → π*
4) Transisi n → σ*
Keterangan
· σ : senyawa-senyawa yang memiliki ikatan
tunggal
· π : senyawa-senyawa yang memiliki ikatan
rangkap
· n menyatakan orbital non-ikatan: untuk
senyawa-senyawa yang memiliki elektron bebas.
· σ* dan π* merupakan orbital yang kosong
(tanpa elektron), orbital ini akan terisi elektron ketika telah atau bila
terjadi eksitasi elektron atau perpindahan elektron atau promosi elektron dari
orbital ikatan.
Konsep ini adalah bagian tak terpisahkan dari teori ikatan valensi. teori
ikatan valensi atau teori ikatan valens menjelaskan sifat ikatan
kimia dalam suatu molekul dari sudut valensi
atom. Teori ini
menyimpulkan suatu aturan bahwa atom pusat dalam suatu molekul cenderung untuk
membentuk ikatan elektron ganda sesuai dengan batasan geometris seperti kurang
lebih ditentukan oleh aturan oktet.
Teori hibridisasi dipromosikan oleh kimiawan Linus Pauling
dalam menjelaskan struktur molekul seperti metana
(CH4). Secara historis, konsep ini dikembangkan untuk sistem-sistem
kimia yang sederhana, namun pendekatan ini selanjutnya diaplikasikan lebih
luas, dan sekarang ini dianggap sebagai sebuah heuristik yang efektif untuk
merasionalkan struktur senyawa organik.
Teori hibridisasi tidaklah sepraktis teori orbital molekul dalam hal
perhitungan kuantitatif. Masalah-masalah pada hibridisasi terlihat jelas pada
ikatan yang melibatkan orbital d, seperti yang terdapat pada kimia
koordinasi dan kimia
organologam. Walaupun skema hibridisasi pada logam transisi dapat
digunakan, ia umumnya tidak akurat.
Sangatlah penting untuk dicatat bahwa orbital adalah sebuah model representasi
dari tingkah laku elektron-elektron dalam molekul. Dalam kasus hibridisasi yang
sederhana, pendekatan ini didasarkan pada orbital-orbital atom hidrogen.
Orbital-orbital yang terhibridisasikan diasumsikan sebagai gabungan dari
orbital-orbital atom yang bertumpang tindih satu sama lainnya dengan proporsi
yang bervariasi. Orbital-orbital hidrogen digunakan sebagai dasar skema
hibridisasi karena ia adalah salah satu dari sedikit orbital yang persamaan Schrödingernya memiliki
penyelesaian analitis yang diketahui. Orbital-orbital ini kemudian diasumsikan
terdistorsi sedikit untuk atom-atom yang lebih berat seperti karbon,
nitrogen,
dan oksigen.
Dengan asumsi-asumsi ini, teori hibridisasi barulah dapat diaplikasikan. Perlu
dicatat bahwa kita tidak memerlukan hibridisasi untuk menjelaskan molekul,
namun untuk molekul-molekul yang terdiri dari karbon,
nitrogen,
dan oksigen,
teori hibridisasi menjadikan penjelasan strukturnya lebih mudah.
Teori hibridisasi sering digunakan dalam kimia organik, biasanya digunakan
untuk menjelaskan molekul yang terdiri dari atom C, N, dan O (kadang kala juga
P dan S). Penjelasannya dimulai dari bagaimana sebuah ikatan terorganisasikan
dalam metana.
Konsep ini adalah bagian tak terpisahkan dari teori ikatan valensi. Walaupun
kadang-kadang diajarkan bersamaan dengan teori VSEPR,
teori ikatan valensi dan hibridisasi sebenarnya tidak ada hubungannya sama
sekali dengan teori VSEPR.
Teori VSEPR (Valence Shell Electron Pair Repulsion: "tolakan
pasangan kulit elektron valensi") adalah suatu model kimia yang digunakan untuk
menjelaskan bentuk-bentuk molekul kimiawi berdasarkan gaya tolakan elektrostatik antar
pasangan elektron.Teori ini juga dinamakan teori Gillespie-Nyholm,
dinamai atas dua orang pengembang teori ini. Akronim "VSEPR"
diucapkan sebagai "vesper" untuk kemudahan pengucapan.
Premis utama teori VSEPR adalah bahwa pasangan elektron valensi disekitar atom
akan saling tolak menolak, sehingga susunan pasangan elektron tersebut akan
mengadopsi susunan yang meminimalisasi gaya tolak menolak. Minimalisasi gaya
tolakan antar pasangan elektron ini akan menentukan geometri molekul. Jumlah
pasangan elektron di sekitar atom disebut sebagai bilangan sterik.
Teori VSEPR biasanya akan dibandingkan dengan teori ikatan valensi yang mengalamatkan
bentuk molekul melalui orbital yang secara energetika dapat melakukan ikatan.
Teori ikatan valensi berkutat pada pembentukan ikatan sigma dan pi. Teori orbital molekul adalah model lainnya
yang digunakan untuk menjelaskan bagaimana atom dan elektron tersusun menjadi
molekul dan ion poliatomik.
HIBRIDISASI NITROGEN DAN OKSIGEN
Atom nitrogen dan oksigen dalam struktur organik juga dapat membentuk
hibridisasi sp3. Nitrogen memiliki lima elektron valensi di lapisan
kedua. Setelah hibridisasi, akan memiliki tiga setengah penuh orbital sp3
dan dapat membentuk tigaikatan. Oksigen memiliki enam elektron valensi. Setelah
hibridisasi, akan memiliki dua setengah penuh orbital sp3 dan akan
membentuk dua ikatan.
orbital sp3 untuk kedua atom membentuk susunan tetrahedral
dengan satu atau lebih orbital yang ditempati oleh pasangan electron tunggal.
Mengingat atom saja, nitrogen membentuk bentuk piramida dimana sudut ikatan
yang sedikit kurang dari 109.5o (c. 107o) (Gambar.a). Ini kompresi dari sudut ikatan karena orbital yang mengandung pasangan
electron tunggal, yang menuntut jumlah ruang yang sedikit lebih besar daripada
sebuah ikatan. Oksigen membentuk bentuk miring atau bengkok dimana dua pasang
elektron tunggal memampatkan sudut ikatan dari 109.5o untuk c. 104o
(Gambar.b).
Alkohol, amina, alkil halida, dan eter semuanya mengandung ikatan sigma
yang melibatkan nitrogen, atau oksigen. Ikatan antara atom-atom karbon dibentuk
oleh tumpang tindih setengah penuh orbital hibridisasi sp3 dari
setiap atom. Ikatan yang melibatkan atom hidrogen (misalnya O-H dan N-H)
dibentuk oleh tumpang tindih dari setengan penuh orbital 1s dari hidrogen dan
setengah penuh orbital sp3 dari oksigen atau nitrogen.
Gambar. (a) Geometri nitrogen hibridisasi sp3, (b) geometri
oksigen hibridisasi sp3.
IKATAN RANGKAP TERKONJUGASI
Ikatan rangkap konjugasi adalah ikatan rangkap selang seling dengan ikatan
tunggal atau disebut juga elektronnya dapat terdelokalisasi. ikatan rangkap
memiliki energi yang lebih rendah, sehingga mudah diputuskan, sebaliknya ikatan
tunggal memiliki energi yang tinggi sehingga susah untuk diputuskan. Konjugasi
juga bisa disebut kestabilan struktur
CINCIN AROMATIC
Semua karbon dalam cincin aromatik adalah hibridisasi sp2 yang berarti
bahwa setiap
karbon dapat membentuk tiga σ ikatan dan satu ikatan π. Dalam Gambar.a, semua ikatan tunggal adalah σ sementara setiap ikatan rangkap terdiri dari satu ikatan σ dan satu ikatan π. Namun, ini merupakan penyederhanaan yang berlebihan dari cincin aromatik. Sebagai contoh, ikatan ganda adalah lebih pendek dari ikatan tunggal dan jika benzena memiliki struktur yang tepat, cincin itu akan menjadi cacat akibat perbedaan antara ikatan tunggal dari ikatan ganda (Gambar b).
karbon dapat membentuk tiga σ ikatan dan satu ikatan π. Dalam Gambar.a, semua ikatan tunggal adalah σ sementara setiap ikatan rangkap terdiri dari satu ikatan σ dan satu ikatan π. Namun, ini merupakan penyederhanaan yang berlebihan dari cincin aromatik. Sebagai contoh, ikatan ganda adalah lebih pendek dari ikatan tunggal dan jika benzena memiliki struktur yang tepat, cincin itu akan menjadi cacat akibat perbedaan antara ikatan tunggal dari ikatan ganda (Gambar b).
Gambar. (a) Representasi
dari cincin aromatik, (b) 'cacat' yang dihasilkan dari struktur tetap
ikatan.
ikatan.
Bahkan, ikatan C-C di
benzena semua panjang yang sama. Untuk memahami ini, kita perlu melihat lebih
dekat pada ikatan yang terjadi. Gambar.a menunjukkan benzena dengan semua
ikatannya σ dan diambil seperti yang kita cari ke dalam bidang dari cincin
benzena. Karena semua karbon adalah hibridisasi sp2, ada orbital 2py tersisa
pada setiap karbon yang dapat tumpang tindih dengan orbital 2py di kedua
sisinya itu (Gambar b). Dari sini, jelas bahwa setiap orbital 2py dapat
tumpang tindih dengan tetangganya jika bentuk cincin benar benar bulat. Hal ini
menyebabkan orbital molekul yang melibatkan semua orbital 2py yang mana lobus
atas dan bawah bergabung untuk memberikan dua lingkaran seperti lobus di atas
dan di bawah bidang cincin (Gambar.a). Orbital molekul simetris dan enam
elektron π dikatakan terdelokalisasi di sekitar cincin aromatik sejak mereka
tidak terlokalisasi antara dua atom karbon tertentu. Cincin aromatik sering
direpresentasikan sebagai ditunjukkan pada Gambar.b untuk mewakili
delokalisasi dari elektron π. Delokalisasi meningkatkan stabilitas dari cincin aromatik
seperti mereka kurang reaktif dari alkena (yaitu membutuhkan lebih banyak
energi untuk mengganggu sistem π terdelokalisasi inti aromatis daripada yang
dilakukannya untuk mematahkan ikatan π terisolasi dari alkena).
Gambar.
(a). Diagram ikatan sigma untuk benzena; (b). Diagram ikatan phi untuk benzena.
Gambar. (a) Ikatan orbital
molekul untuk benzena, (b). Representasi dari benzena untuk menggambarkan delokalisasi.
STRUKTUR RESONANSI BENZENA:
Resonansi terjadi karena adanya delokalisasi elektron dari ikatan rangkap
ke ikatan tunggal. Delokalisasi elektron yang terjadi pada benzena pada
struktur resonansi adalah sebagai berikut:
Hal yang harus diperhatikan adalah, bahwa lambang resonasi bukan struktur
nyata dari suatu senyawa, tetapi merupakan struktur khayalan. Sedangkan
struktur nyatanya merupakan gabungan dari semua struktur resonansinya. Hal ini
pun berlaku dalam struktur resonansi benzena, sehingga benzena lebih sering
digambarkan sebagai berikut:
Teori resonansi dapat menerangkan mengapa benzena sukar diadisi. Sebab,
ikatan rangkap dua karbon-karbon dalam benzena terdelokalisasi dan membentuk
semacam cincin yang kokoh terhadap serangan kimia, sehingga tidak mudah
diganggu. Oleh karena itulah reaksi yang umum pada benzena adalah reaksi
substitusi terhadap atom H tanpa mengganggu cincin karbonnya.
Gambar dimensi Struktur Benzena
|
Gambar Molimod Struktur Benzena
|
mohon maaf karena ada kesalahan saat mengupload gambar.
BalasHapussilahkan merujuk gambar pada web lainnya. terima kasih.
selamat pagi , saya ingin bertanya mengenai materi pada artikel anda. saya belum mengerti mengenai materi ini : Premis utama teori VSEPR adalah bahwa pasangan elektron valensi disekitar atom akan saling tolak menolak, sehingga susunan pasangan elektron tersebut akan mengadopsi susunan yang meminimalisasi gaya tolak menolak. Minimalisasi gaya tolakan antar pasangan elektron ini akan menentukan geometri molekul.
BalasHapuspagi santa,
Hapus1. Teori VSEPR utamanya melibatkan prediksi susunan pasangan elektron di sekitar satu atau lebih atom pusat pada suatu molekul. Jumlah pasangan elektron pada kelopak valensi atom pusat ditentukan dengan menggambarkan struktur Lewis molekul tersebut. Ketika terdapat dua atau lebih struktur resonansi yang dapat mewakili suatu molekul, model VSEPR dapat diterapkan pada semua struktur resonansi tersebut. Pada teori VSEPR, pasangan elektron berganda pada ikatan berganda diperlakukan sebagai "satu pasang" elektron. Pasangan elektron diasumsikan berada pada permukaan bola yang berpusat pada atom pusat. Oleh karena pasangan elektron tersebut bermuatan negatif, kesemuaan pasangan elektron akan menduduki posisi yang meminimalisasi gaya tolak menolak antar sesamanya dengan memaksimalkan jarak antar pasangan elektron. Jumlah pasangan elektron oleh karenanya akan menentukan keseluruhan geometri molekul. Sebagai contoh, ketika terdapat dua pasang elektron di sekitar atom pusat, gaya tolak-menolak di antara keduanya akan menjadi minimal ketika keduanya berada pada posisi saling berseberangan. Oleh karena itu, atom pusat diprediksikan mengadopsi geometri linear. Jika terdapat tiga pasang elektron, maka gaya tolak-menolak diminimalkan dengan mengadopsi bentuk trigonal. Dengan cara yang sama, untuk empat pasang elektron, susunan geometri yang optimal adalah tetrahedral.
Assalamu'alaikum warahmatullah
BalasHapusOrbital ikatan α orbital anti-ikatannya adalah α*, sedangkan orbital ikatan π orbital anti-ikatannya adalah π*. Jelaskan mengenai anti ikatan !
waalaikumsalam ultha,
HapusSetiap baris dalam diagram orbital molekul menggambarkan sebuah orbital molekul yang terisi oleh elektron. Orbital molekul ini mencakup seluruh molekul. Diasumsikan bahwa elektron akan terisi pada orbital molekul sama seperti elektron terisi pada orbital atom dengan mengikuti aturan aufbau, kaidah Hund, serta larangan Pauli. Salah satu pendekatan yang digunakan untuk menggambarkan diagram orbital molekul untuk molekul diatomk adalah Linear Combination of Atomic Orbitals approach (LCAO/Pendekatan Kombinasi Linear Orbital Atom). Pendekatan diatas memuat hal-hal sebagai berikut,
1. Orbital molekul terbentuk dari overlap atau tumpang tindih orbital atom
2. Hanya orbital-orbital atom dengan energi yang sama yang dapat berinteraksi pada tingkat enegi yang signifikan
3. Ketika 2 orbital saling tumpang tindih keduanya berinteraksi membentuk 2 orbital molekul, yaitu Bonding Molecular Orbital (Orbital Molekul Ikatan) dan Anti-bonding Molecular Orbital (Orbital Molekul Anti-ikatan)
assalamualaikum, Transisi elektronik atau perpindahan elektron dapat terjadi dari orbital ikatan ke orbital anti-ikatan atau dari orbital non-ikatan (nonbonding orbital) ke orbital anti-ikatan. Mengapa demikian ?
BalasHapuswaalaikumsalam mauli,
HapusTransisi elektronik atau perpindahan elektron dapat terjadi dari orbital ikatan ke orbital anti-ikatan atau dari orbital non-ikatan (nonbonding orbital) ke orbital anti-ikatan. Terjadinya transisi elektronik atau promosi elektron dari orbital ikatan ke orbital antiikatan tidak menyebabkan terjadinya disosiasi atau pemutusan ikatan, karena transisi elektronik terjadi dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi dari pada vibrasi inti.
Pada transisi elektronik inti-inti atom dapat dianggap berada pada posisi yang tepat. Hal ini dikenal dengan prinsip Franck-Condon. Disamping itu dalam proses transisi ini tidak semua elektron ikatan terpromosikan ke orbital antiikatan.